Monday, August 18, 2008

Linux Filesystem

Ketika berpindah dari sistem operasi lain seperti Microsoft Windows ke sistem operasi lain, satu hal yang sangat mempengaruhi pengguna sistem operasi tersebut, yaitu perbedaan filesystem.

Apa itu Filesystem? Filesystem adalah metode dan struktur data yang digunakan sistem operasi untuk menjaga berkas-berkas (files) yang ada pada suatu disk atau partisi. Dengan kata lain, filesystem digunakan untuk mengorganisasi file-file yang ada pada disk.

Kebanyakan tipe filesystem UNIX memiliki struktur umum yang mirip, meskipun tidak demikian pada detailnya. Konsep utama pada filesystem UNIX adalah superblock, inode, data block, directory block, dan indirection block. Superblock menyimpan informasi tentang filesystem secara keseluruhan, misal ukuran filesystem tersebut. Sedangkan inode menyimpan semua informasi file kecuali namanya. Nama file disimpan dalam direktori (directory), bersama dengan inode. Dengan kata lain, sebuah directory meyimpan informasi tentang nama file dan beberapa inode. Direktori di dalam direktori, maka disebut subdirectory. Direktori dapat anda analogikan dengan folder seperti pada sistem operasi Windows. Inode itu sendiri memiliki satu atau lebih data block yang digunakan untuk menyimpan data dalam file. Jika inode kekurangan ruang untuk menyimpan data, maka data block yang tersisa digunakan sebagai pointer. Pointer init bertujuan untuk mengalokasi data block secara dinamis. Data blocks yang dinamis inilah yang disebut indirection block.

Seperti yang kita tahu, perbedaan pertama yang mencolok diantara Linux dan DOS atau sistem Windows adalah sistem berkasnya. Sebagai awal, kita tidak menggunakan nama huruf pada drive untuk membedakan partisi. Pada Linux, hanya terdapat satu direktori utama dan tidak menggunakan nama huruf pada drive untuk membedakan partisi. Setiap partisi dari sistem Anda di-mount pada direktori pada direktori utama. Ini seperti hard-disk yang selalu diperluas.

Direktori utama ini disebut sebagai direktori root, dan ditandai dengan sebuah garis miring (/). Anda bisa menganaloginya dengan drive C: pada DOS. Jika anda bertanya mengapa menggunakan frontslash (/) bukan backslash (\) seperti pada Windows, jawabannya adalah karena mengikuti tradisi UNIX. Tradisi UNIX lain yang diikuti oleh LINUX adalah bersifat case-sensitive, misal kata halo akan berbeda dengan HALO.

Seperti yang telah diketahui oleh semua pengguna Linux, jika anda tidak me-mount sebuah partisi atau device, sistem tidak akan mengenalnya. Konsep ini mungkin terlihat aneh dan menyulitkan, tetapi sebetulnya membuat hidup anda menjadi mudah ketika anda hendak menambahkan ruang baru. Sebagai contoh, misalnya Anda kehabisan ruang pada drive yang digunakan untuk /home. Karena sebuah partisi dapat dimount pada sembarang direktori, anda bisa datang ke toko dan membeli hard drive baru dan me-mountnya pada /home. Ruang baru telah ditambahkan dan semua tanpa harus memindahkan banyak hal.

Referensi:

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...